Jumat, 22 Juli 2011

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS MIOMA UTERI

4. Penatalaksanaan mioma uteri
a. Teori Mioma Uteri
Beberapa hal yang mempengaruhi terapi mioma uteri adalah usia, keinginan mempunyai anak, keluhan dan gejala serta gangguan yang ditimbulkan. Adapun terapi pada pasien mioma uteri meliputi terapi konservatif, pengobatan penunjang, pembedahan dan radiologi.
1. Terapi konservatif
Umumnya pasien mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan. Hal ini terutama untuk pasien yang tidak ada keluhan atau mendekati menopause. Mioma uteri dengan ukuran tidak lebih dari usia kehamilan tiga bulan akan mengecil sendii pada menopause, namun perlu pengawasan yang ketat akan terjadinya degenerasi benigna atau maligna. Tindakan konservatif terutama dilakukan untuk wanita yang masih mempunyai anak dan ukuran mioma masih kecil. Tindakan konservatif tidak dilakukan bila terdapat gejala-gejala yang merupakan indikasi pembedahan atau radiasi seperti nyeri abdomen atau pelvic distorsio abdomen karena tumor-tumor besar dan pertumbuhan tumor yang cepat.


2. pengobatan penunjang
Khusus sebagai penunjang pengobatan bagi pasien dengan anemi karena hiperminore dapat diberikan ferum, tranfusi darah, diet kaya protein, kalsium.

3. Pembedahan
Pada pasien mioma uteri dapat dilakukan tindakan pembedahan antara lain miomektomi dan histerektomi.
a. Miomektomi.
Yaitu operasi pengambilan sarang mioma saja tanpa pengnngkatan uterus. Tindakan ini dapat dilakukan pada mioma submukosa yang bertangkai atau jka fungsi uterus masih ingin dipertahankan karena keinginan mempunyai anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan 30-50 % setelah dilakukan miomektomi untuk menyelamatkan fetus. Miomektomi bisa kambuh lagi 15-30 % untuk dilakukan miomektomi yang kedua ( dr. Fetus,1988 ).
b. Histerektomi.
Sekitar 25-35 % pasien mioma uteri masih memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah operasi pengangkatan utyerus yang umumnya merupakan tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilakukan lewat abdomen maupun vagina. Pada histerektomi lewat vagiona ini jarang dilakukan Karena uterus harus lebih kecil  dari telur angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitar uterus. Macam-macam histerektomi abdomen antara lain: ( Jay M Black,1997 )
o Histerektomi subtotalis
Operasi yang mengangkat rahim atau uterus saja.
o Histerektomi totalis
Operasi yang mengangkat
o Histerektomi totalis dengan salpingo oforektomi bilateral
Operasi yang mengangkat rahim, leher rahim, saluran telur, indung telur, bagian hulu vagina, ligament, kelenjar getah bening dan jaringan lemah dari dalam rongga pinggul. Histerektomi totalis biasanya dilakukan dengan alas an mencegah timbulnya karsinoma servik uteri.

4. Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga pasien mengalami menopause. Raditerapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi untuk tindakan operasi. Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus. Sinar yang digunakan untuk radioterapi : sinar megavolt dan pengion.

5. Intervensi keperawatan
diagnosa keperawatan yang menjadi focus intervensi antara lain:
1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan syok hipovolemik. ( Lynda Jual Carpenito, 1997 )
Intervensi keperawatan:
Monitor vital sign
Monitor Intake dan output secara ketat
Monmitor tanda-tanda dehidrasi
Monitor tanda-tanda Syok
Monitor tanda-tanda perdarahan
Monitor balance cairan


2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dfengan penumpukan secret ( MI Jakim, 1987 )
Intervensi keperawatan:
Bebaskan jalan napas bila perlu lakukan section
Monitor pernapasan
Atur posisi setengah duduk atau semi fowler
Ajarkan cara batuk efektif setiap 2 jam
Motivasi pasien untuk berlatih batuk efektif sendiri
Lakukan fisioterapi dada
Berikan oksigen yang adekuat

3. Gangguan rasa Nyaman nyeri b.d adanya luka operasi ( Black, 1997 )
Intervensi keperawatan:
Berikan penjelasan pada klien bahwa rasa nyeri setelah operasi adalah wajar dan tidak bersifat fisiologis
Ajarkan pasien relaksasi
Ciptaakan suasana tenang
Kolaborasi pemberian analgetik
Beri fiksasi atau penekanan setiap alih posisi

4. Resti aspirasi b.d tingkat kesadaran sekunder terhadap anastesi ( Lynda Jual Carpenito, 1997 )
Intervensi keperawatan:
Pertahankan posisi berbaring miring, jika tidak ada kontra indikasi karena cidera.
Kaji posisi lidah, pastikan lidah tidak kebelakang, menymbat jalan napas.
Jaga bagian kepala, tempat tidur tetap tinggi, jika tidak terjadi kontra indikasi.
Bersihkan secret dari mulut dengan tisu atau dengan penghisap tapi perlahan.
Kaji kembali dengan sering adanya obstruksi benda-benda dalam mulut atau tenggorokan.
5. gangguan aktifitas fisik b.d adanya nyeri pada luka operasi ( MI Jakim, 1997 )
Intervensi keperawatan:
Bantu pasien untuk bergerak secara aktif dan pasif
Bantu memenuhi kebutuhan yang tidfak dapat dilakuakn oleh pasien
Ubah posisi tiap 2-4 jam
Ajarkan pasien atau keluarga untuk melakuakn mobilisasi secara bertahap.

6. Gangguan gambaran diri b.d kehilangan organ atau fungsi ( MI Jakim, 1997 )
Intervesnsi keperawatan:
Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya
Libatkan keluarga untuk memberi support pada pasien
Berikan informasi yang dapat diterima oleh pasien
Menggali hal-hal yang positif pada diri pasien
Diskusikan cara meningkatkan penampilan

7. Resiko tinggi infeksi b.d tindakan operasi ( Black, 1997 )
Intervensi keperawatan:
Monitor tanda-tanda infeksi
Jaga kebersihan
Rawat luka
Monitor tanda-tanda vital
Beri antibiotic sesuai program

8. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun ( MI Jakim, 1987 )
Intervensi keperawatan:
Jelaskan nutrisi penting bagi kesembuhan pasien
Beri nutrisi yang adekuat
Ajarkan untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam sebelum makan
Observasi elastisitas kulit dan mukosa membrane
Lakukan perawatan mulut
Kolaborasi pemberian nutrisi secara parental

9. Resti disfungsi seksual b.d perubahan struktur tubuh atau fungsi (Doengoes, 1999 )
Intervensi keperawatan:
Kaji pengetahuan pasien
Bantu pasien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong pasien untuk berbagi pikiran



Pathways mioma uteri dengan histerektomi
Histerektomi
General anstesi Luka insisi hilangnya Uterus ovarium

Depresi Peristaltik Kerusakan Perdarahan Port de entri Estrogen
Otot terganggu saraf berkurang

Menelan batuk pasase Nyeri syok    Resti Infertil Perubahan
Menurun hipovolomik  infeksi menstruasi fisik
Negative

Aspirasi secret Perut g3 aktftas g3        g3 Gambaran Produksi menumpuk kembung rasa keseimbangan diri          kewanitaan
      Nyaman cairan kurang menurun

Apnoe Obstruksi malaise Libido
Jalan napas seksual
Oksigen terg3 nafsu makan ` g3 pola seksual

Bersihan jalan Resti nutrisi
Napas tak efektif kurang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket