Jumat, 22 Juli 2011

ASUHAN KEPERAWATAN SINUSITIS

LAPORAN PENDAHULUAN
SINUSITIS


DEFINISI :
Sinusitis  adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan  oleh kuman atau virus.

ETIOLOGI
a. Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :
Rinitis Akut (influenza)
Polip, septum deviasi
b. Dentogen 
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas

ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS

TONSILITIS

A. DEFINISI
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )

B. ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR LARING

TUMOR LARING


A. TUMOR JINAK LARING
Tumor jinak laring tidak banyak ditemukan, hanya kurang lebih 5 % dari semua jenis tumor laring.
Tumor jinak laring dapat berupa :
1. Papiloma laring (terbanyak frekuensi)
2. Adenoma
3. Kondroma
4. Mioblastoma sel granuler
5. Hemangioma
6. Lipoma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR RONGGA HIDUNG

 ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TUMOR RONGGA HIDUNG


I. KONSEP MEDIS

1. Definisi:
Semua tumor jinak maupun ganas yang terdapat pada rongga hidung.

2. Klasifikasi Histopatologi:
a. Tumor jinak:
Dari jaringan lunak : fibroma, neurofibroma, meningioma
Dari jaringan tulang : osteoma, giant cell tumor, displasia fibrosa/ossifying fibrome.
Odontogenik : kista-isata gigi, ameloblastoma.
b. Tumor pra ganas:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SEPTUM DEVIASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SEPTUM DEVIASI

Definisi :
Suatu kelainan dari bentuk hidung yang tidak lurus sempurna digaris tengah.
Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.
Etiologi

ASKEP PADA KLIEN DENGAN CA NASOFARING

LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN CA NASOFARING


A. Pengertian
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller dan atap nasofaring.  Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. (Efiaty & Nurbaiti, 2001)

B. Etiologi
Insidens karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan dan virus Epstein-Barr (Sjamsuhidajat, 1997). Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit  juga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini. Tetapi sudah hampir dapat dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah virus Epstein-barr, karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus EEB yang cukup tinggi (Efiaty & Nurbaiti, 2001).

ASUHAN KEPERAWATAN ANGIOFIBROMA

ANGIOFIBROMA 

A. PENGERTIAN
Angiofibroma nasofaring belia adalah sebuah tumor jinak nasofaring yang cenderung menimbulkan perdarahan yang sulit dihentikan dan terjadi pada laki-laki prepubertas dan remaja. 
Angiofibroma nasofaring belia merupakan neoplasma vaskuler yang terjadi hanya ada laki-laki, biasanya selama masa prepubertas dan remaja 
Umumnya terdapat pada rentang usia 7 s/d 21 tahun dengan insidens terbanyak antara usia 14-18 tahun dan jarang pada usia diatas 25 tahun. 
Tumor ini merupakan tumor jinak nasofaring terbanyak dan 0,05% dari seluruh tumor kepala dan leher

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS FARINGITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS FARINGITIS

I. FARINGITIS
A. DEFINISI
Adalah peradangan pada mukosa faring.
(Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000) 
B. ETIOLOGI/ PATOFISIOLOGI
Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit  ini dapat sebagai  permulaan  penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang  bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas   yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis  hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK MALIGNA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK MALIGNA 

I. Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Gangguan telinga yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa  (Soepardi, 1998).
II. Penyebab 
Streptococcus.
Stapilococcus.
Diplococcus pneumonie.

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA AKUT

OTITIS MEDIA AKUT


A. Pengertian
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Yang paling sering terlihat ialah :
1. Otitis media viral akut
2. Otitis media bakterial akut
3. Otitis media nekrotik akut

B. Etiologi

ASUHAN KEPERAWATAN PREBIAKUSIS

PREBIAKUSIS

A. Anatomi dan Fisiologi
Telinga sebagai organ pendengaran dan ekuilibrium, berisi reseptor-reseptor yang menghantarkan gelombang suara ke dalam impuls-impuls saraf dan reseptor yang berspon pada gerakan kepala. Telinga terbagi dalam tiga bagian : telinga luar, tengah dan dalam.
1. Telinga luar
Terdiri dari aurikula (pinna) dan kanal auditorius eksternal. Fungsinya untuk menerima suara. Aurikel tersusun atas sebagian besar kartilago yang tertutup dengan kulit. Lobus satu-satunya bagian yang tidak disokong oleh kartilago. Sesuai pertambahan usia kartilago terus dibentuk dalam telinga dan kulit telinga berkurang elastisitasnya; kemudian aurikel tampak lebih besar dari lobulus. Perubahan-perubahan yang menyertai proses penuaan ini adalah pengeriputan lobulus dalam suatu pola oblique linier. 

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS CA MAMMAE STADIUM 3

A. Definisi 
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. 
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. 

B. Etiologi 
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. 
Beberapa faktor resiko tersebut adalah: 
1. Usia. 
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun. 
2. Pernah menderita kanker payudara. 
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. 

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS BAYI BARU LAHIR SC


A. PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 

1. Pengertian
Bayi Baru Lahir  adalah bayi  yang lahir dan umur kelahiran  37 minggu sampai 42 minggu  dan Berat lahir 2.5000 gram ( Sugiyarti,2000)
Bayi Baru Lahir  adalah hasil konsepsi yang baru lahir  dari rahim seorang wanita melalui jalan lahir  normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan (FKUI,1999).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir ( Keilly P.2002)
1. Berat Badan 2.500 – 4.000 gram
2. Panjang Badan 48 – 52 gram 
3. Lingkar  dada  30 38 cm

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI AD DENGAN NEUROMA PADA FRONTO ORBITA SINISTRA

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI AD DENGAN NEUROMA PADA FRONTO ORBITA SINISTRA 

KONSEP DASAR
1. Pengertian
Tumor Orbita merupakan benjolan atau pembengkakan abnormal yang ditemukan didaerah orbita. 

2. Epidemologi
Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan  disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis. Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbitapenderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas  nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode p

BAYI PREMATURE DENGAN PERSALINAN PRETERM DENGAN RIWAYAT PERSALINAN PROLONGE LABOR

BAYI PREMATURE DENGAN  PERSALINAN PRETERM DENGAN RIWAYAT PERSALINAN PROLONGE LABOR


A. BAYI PREMATUR
1. Definisi
Prematuritas adalah keadaan yang belum matang, yang ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. (www.medicastore, 2004)
Bayi premature adalah bayi yang baru lahir sebelum akhir gestasi minggu ke tiga puluh tujuh (Tucker, 1993)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum akhir dari kehamilan 37 minggu atau bayi yang lahir kurang dari 259 hari setelah tanggal menstruasi terakhir (Sherwen, 1999)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS CA MAMAE

CA MAMAE

A. Pengertian

Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan manifestsi yang mengakibatkan kegagalan unutk mengontrol proliferasi dan maturasi sel.
(  brunner and suddarth, 2002 )
Ca mamae adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit tunggal 
( Tucker dkk, 1998)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS MIOMA UTERI

4. Penatalaksanaan mioma uteri
a. Teori Mioma Uteri
Beberapa hal yang mempengaruhi terapi mioma uteri adalah usia, keinginan mempunyai anak, keluhan dan gejala serta gangguan yang ditimbulkan. Adapun terapi pada pasien mioma uteri meliputi terapi konservatif, pengobatan penunjang, pembedahan dan radiologi.
1. Terapi konservatif
Umumnya pasien mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan. Hal ini terutama untuk pasien yang tidak ada keluhan atau mendekati menopause. Mioma uteri dengan ukuran tidak lebih dari usia kehamilan tiga bulan akan mengecil sendii pada menopause, namun perlu pengawasan yang ketat akan terjadinya degenerasi benigna atau maligna. Tindakan konservatif terutama dilakukan untuk wanita yang masih mempunyai anak dan ukuran mioma masih kecil. Tindakan konservatif tidak dilakukan bila terdapat gejala-gejala yang merupakan indikasi pembedahan atau radiasi seperti nyeri abdomen atau pelvic distorsio abdomen karena tumor-tumor besar dan pertumbuhan tumor yang cepat.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERSALINAN NORMAL

. Latar Belakang.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dahulu) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
                                                                                                       (Manuaba, 2001)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup kedunia luar,dari lahir atau dengan jalan lain (Mochtar.R,MPH,2001). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.                                            
(Sarwono Ilmu kebidanan Edisi 3, 1999)          

Adanya hormone estrogen dan progesterone dalam keadaan seimbang sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk

ASUHAN KEPERAWATAN KALA I PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL

ASUHAN KEPERAWATAN KALA I PADA IBU DENGAN 
PERSALINAN NORMAL

I. Pengertian :
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.

II. Patofisiologis :
Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERSALINAN SPONTAN

PERSALINAN SPONTAN

A. Definisi
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Selama persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Sedangkan peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu berrsalin.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin. 2002).

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PLACENTA PREVIA

LAPORAN PENDAHULUAN
“PLACENTA PREVIA”

A. PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6 % dari keseluruhan persalinan.

B. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS POST PARTUM SPONTAN

A. PENGERTIAN

Persalinan spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri (Manuaba, 1999 Hal : 138). 
Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar R,1998 hal : 15). 
Masa Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin. A.B, 2001 hal 122). 
Episiotomi adalah insisi perineum untuk memperlebar ruang pada lubang keluar jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran anak. (Harry. O, 1996, hal : 441). 
Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa post partum (masa nifas/puerperium) spontan dengan episiotomi adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang berlangsung  dengan tenaga Ibu sendiri, melalui jalan lahir dan dengan dilakukan insisi perineum untuk memperlebar ruang jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran anak.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS LETAK SUNGSANG


I. A. LATAR BELAKANG 
Letak sungsang merupakan penyulit dalam proses  persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian letak sungsang merupakan faktor utama penyebab timbulnya keadaan yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat perkembangan kelainan letak sungsang yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian.
Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3 % merupakan kasus letak sungsang. Dari kasus tersebut terjadi pada semua persalinan, terjadi pada multi gravida. Masih tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
Dengan besarnya pengaruh kelainan letak sungsang terhadap tingginya tingkat kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin dengan letak sungsang merupakan salah satu usaha nyata yamg dapat dilakukan untuk

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PRE DAN POST SECTIO CAESAREA

Latar belakang
Istilah seksio sesarea berasal dari perkataan latin caedere yang artinya memotong.
Dewasa ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung dengan adanya antibiotika, transfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna, dan anestesiayang lebih
baik. Karena itu ini ada kecenderungan untuk melakukan seksio sesarea tanpa dasar yang cukup kuat. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa seorang ibu yang telah mengalami pembedahan itu merupakan seorang yang mempunyai parut dalam uterus, dan tiap kehamilan serta persalinan berikut memerlukan pengawasan yang cermat berhubung dengan bahaya ruptura uteri, walaupun bahaya ini dengan teknik yang sempurna tidak besar.
Menurut statistik tentang 3509 kasus seksio sesarea yang disusun oleh Peel dan Chamberlain (1996) indikasi untuk seksio sesarea ialah:
Disproporsi janin-panggul

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PRE EKLAMPSIA

TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Per eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).

B. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PRE EKLAMPSIA

LAPORAN PENDAHULUAN
PRE EKLAMPSIA


Sebab yang tidak diketahui
Faktor Predisposisi : Primigravida, Hidramnion, Gemelli, Mola Hitadidosa,Diabetik Gestase, Usia lebih 35 tahun, obesitas


Pre Eklamsia : Sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil dan masa nifas yang terdiri atas hipertensi, oedema danproteinuria, tetapi ibu hamil tidak menunjukkan adanya kelainan vaskuler atau hipertensi sebelum hamil.
(Rustam Muchtar, 1998)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS MULTI GRAVIDA DAN HIPERTENSI

2.1 Batasan/Pengertian 
      Adapun batasan/pengertian Asuhan Kebidanan Multi Gravida dengan Hypertensi Kronis adalah :
2.1.1 Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan berdasarkan rumusan berbagai pakar dijelaskan sebagai berikut :
Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/permasalahan khususnya dalam bidang KIA/KB. (Syahlan. JH, 1993 : 3)
Asuhan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Santosa. NI, 1995 : 16)
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. (Santosa. NI, 1995 : 17)

ASKEP. NEONATUS DENGAN HYPOGLIKEMI SIMPTOMATIS

ASKEP. NEONATUS
 DENGAN  HYPOGLIKEMI SIMPTOMATIS

A. Pengertian
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma  puasa kurang dari 50 mg/%. 
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:
- Diabetes melitus
- Parenteral nutrition
- Sepsis
- Enteral feeding
- Corticosteroid therapi
- Bayi dengan ibu dengan diabetik

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS Nifas atau puerperium


A. DEFINISI
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa di mana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.
(Helen, 2001)
Meskipun seccara harafiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kemabali ke keadaan tidak hamil yang normal. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tak hamil normal, yang meliputi perubahan struktur permanent pada serviks, vagina, dan perineum sebagai akibat persalinan dan kelahiran. 
(Cunningham, 1995)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS NIFAS

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Nifas atau purperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil (Forner, 1999 : 225).
Masa nifas/masa purperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Arif, 1999 : 344).
Sectio caesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histeretomi) (Cunningham, Mac Donnald, Gant, 1995. 511).
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Arif, 1999 : 344).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PARTUS MACET

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PARTUS MACET

A. DEFINISI
Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin (anak). 
Partus macet merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan atau 18 jam untuk multi gravida.

B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan lama diantaranya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan keluaran his dan mengejan, terjadi ketidakseimbangan sefalopelfik, pimpinan persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KELAHIRAN DENGAN VACUM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator kesehatan yang menggambarkan tingkat kesejahteraan ibu dan anak. Di Indonesia angka kematian bayi masih menduduki urutan keenam dibanding negara-negara ASEAN. Menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2004/2005 angka kematian bayi 45/1000 kelahiran hidup.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS FIBROADENOMA

A Latar Belakang
Penyakit fibroadenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun.Meskipun banyak gangguan payudara bersifat jinak, hampir 184.000 kasus baru kanker payudara diperkirakan didiagnosa pada tahun 1996. Penyakit jinak payudara sering terjadi pada wanita dan menimbulkan kekhawatiran yang sangat besar. Karena variasi dalam jaringan payudara yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopouse, maka perubahan normal harus dibedakan dari perubahan-perubahan yang menunjukkan penyakit.
(Brunner & Suddarth, 2001)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS HIPERBILIRUBINEMIA


A. Batasan-Batasan
1. Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah Ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut  (Hanifa, 1987):  
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang bulan.
Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg % per hari
Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS HIPERTENSI GRAVIDARUM


A. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. 
                                                                             (Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena dehidrasi.
(Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200 atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental..

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS HIPERTENSI GRAVIDA

HIPERTENSI GRAVIDA

2.1 Batasan/Pengertian 
      Adapun batasan/pengertian Asuhan Kebidanan Multi Gravida dengan Hypertensi Kronis adalah :
2.1.1 Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan berdasarkan rumusan berbagai pakar dijelaskan sebagai berikut :
Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/permasalahan khususnya dalam bidang KIA/KB. (Syahlan. JH, 1993 : 3)
Asuhan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. (Santosa. NI, 1995 : 16)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS HIPERTENSI GRAVIDARUM


1.1  Latar Belakang
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 angka kematian ibu di Indonesia 373 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 54 per 1000 kelahiran hidup. (Santosa. NI, 1996 : 5)
Kematian ibu sebagian besar (lebih dari 90%) disebabkan oleh pendarahan melalui jalan lahir (40-60%), toxemia gravidarium (20-30%) dan infeksi jalan lahir (20-30%). Kematian ini umumnya terjadi pada kelompok ibu beresiko tinggi, baik yang timbul sejak masa kehamilan maupun yang terjadi mendadak pada saat persalinan atau nifas. Dengan demikian, kematian seharusnya dapat dicegah bila kelompok resiko tinggi ini sudah terdeteksi sejak dini, kemudian mendapat penanganan yang adekuat, dan persalinannya direncanakan dengan mengatisipasi resiko yang mungkin timbul. (Gunawan. Nardho,1996 : 1)
Usaha mempercepat penurunan AKI, keterlibatan sektor lain selain kesehatan sangat diperlukan. Beberapa bentuk keterlibatan lintas sektor dalam upaya penurunan AKI adalah Gerakan Sayang Ibu untuk mencegah tiga macam keterlambatan yaitu keterlambatan mengambil keputusan, mencapai fasilitas kesehatan dan memperoleh pelayanan di fasilitas kesehatan, dan Gerakan Reproduksi Keluarga Sehat (GRKS) yang merupakan upaya promosi dalam mendukung terciptanya keluarga yang sadar akan pentingnya mengupayakan kesehatan reproduksi, termasuk promosi untuk kesejahteraan ibu. (Saifudin. AB, 2000 : 8)
Kasus kehamilan resiko tinggi memiliki bermacam jenis dan variasi. Seringkali ibu hamil tidak memahami keadaannya sebagai resiko tinggi, jika tidak merasakan keluhan yang menggangu. Berdasarkan referensi standar deteksi resiko tinggi, kehamilan dengan hypertensi kronis merupakan salah satu

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS KANKER OVARIUM


A. Pengertian 
Kanker merupakan penyakit sel dengan ciri kegagalan atau gangguan dalam mengatur multiplikasi dan fungsi hemostatisnya dalam organisme multiseluler (Monuaba, 2001 : 699).
“Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam” (Sjamsuhidajat, 1997 : 990)
B. Etiologi 
Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolon (www.indomedia.com).

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK


A.  DEFINISI
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ).  Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan.

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI AD DENGAN NEUROMA PADA FRONTO ORBITA SINISTRA

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI AD DENGAN NEUROMA PADA FRONTO ORBITA SINISTRA 

KONSEP DASAR
1. Pengertian
Tumor Orbita merupakan benjolan atau pembengkakan abnormal yang ditemukan didaerah orbita. 

2. Epidemologi
Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan  disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis. Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbitapenderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas  nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut handerson (1984);

ASUHAN KEPERAWATAN RUPTUR CORNEA

RUPTUR CORNEA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari : 
1) Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari: kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva. 
Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata. 
2) Rongga mata

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI PADA MATA (KERATITIS)

INFEKSI PADA MATA

A. KERATITIS
1. PENGERTIAN
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. .
2. KLASIFIKASI KERATITIS BERDASARKAN ETIOLOGI
a. KERATITIS MIKROBIAL
Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun  bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ULKUS KORNEA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
 ULKUS KORNEA


A. Pengertian
Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu  terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. (Darling,H Vera,  2000, hal 112)
IB. Etiologi 
Faktor penyebabnya  antara lain:
Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan saluran lakrimal), dan  sebagainya

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR ORBITA

TUMOR ORBITA

A. Definisi
Tumor orbita mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan kelenjar air mata. 
Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar sinus ethmoid dan sfenoid. Sebelah  superior oleh lantai fossa anterior,  dan  sebelah lateral  oleh zigoma, tulang frontal dan sayap  sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilari.        
        
B. Patologi      
Tumor  bisa tumbuh dari struktur yang terletak  didalam atau sekitar orbit:

ASUHAN KEPERAWATAN ABLASIO RETINA

ABLASIO RETINA


PENGERTIAN
Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen  retina dibawahnya karena retina neurosensori, bagian retina yang mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, 2002).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA

PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA

A. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)

B. ETIOLOGI 
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh : 
-  Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary 
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau    di celah pupil 

ASUHAN KEPERAWATAN MATA HIFEMA

HIFEMA


A. Anatomi dan Fisiologi Pada Mata
Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari : 
1) Palpebra
Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva. 
Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata. 
2) Rongga mata
Photobucket